malam malam dingin begini
satu satu menerpa di wajah kulit aku
nyatakan rindu rindu yang hanya dipandang sepi
pantas menyelinap masuk di balik balik embun pagi esoknya

kembali menerjah memoir memoir lalu yang memamah jiwa jiwa hidup
dimatikan dengan rasa khianat yang tak henti henti dibikin kekasih
agar hidup mampu diteruskan

asap kretek menyapa lalu
menjamah lalu inci roma yang terbuka
dan bau bauan kamu bermain setiap kali aku menghidu
kulitku sendiri

obsesi yang aku kurang pasti
apakah aku masih waras dalam keadaan aku separa hidup mati ?


No comments:

Post a Comment