ukiran asyik bermain main perlahan
mengalunkan irama irama yang menyuentuh halus pada udara
menyapa lembut kulit aku

suara suara dari tiga perempat 
berbisik kata salah berulang ulang kali
halus dan menyeksakkan dada
yang sebahagiannya dibalas
        ;kejam

padu tusukan tak bersuara di atas helaian kertas disusun 
berulang ulang kali hati membaca tanpa jemu
dipalitkan berkali kali sumbu kosong yang tak bernyala
dan nikotin terus diresap peparu
kedua-duanya pada sekali gus

secawan kopi pekat tak bergula dihirup kabut
merosakkan deria lidah yang meliuk kesalahan yang pernah dibikin
pelukan ingatan masih tertelan bisa
yang pernah aku biarkan pada malam malam dingin begini

usah langit dilihat pada sebelah kirimu
yang sudah hilang
agar kau bisa bercinta dengan tenang
yang aku khuatir kau mencinta seorang

maafkan aku

No comments:

Post a Comment